Oleh : Isai Yusidarta (Ka. SPTN Wilayah I)
Rahasia umum. Kondisi perairan
Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) memiliki visibility (jarak pandang)
rendah. Kedalaman 1 – 3 meter visibility masih tergolong cukup bagus. Kedalaman
4 meter mulai menurun. Kedalaman 5 meter, tidak jarang dijumpai visibility
hanya 2 meter kedepan, maksimal hanya 5 meter. Itu pun kalau mata tua saya,
sudah terlihat samar-samar. Mau menikmati keindahan bawah laut TNKpS? Malam
hari jawabannya. Bukan siang hari. Kalau siang hari pergilah yang paling dekat
yaitu Taman Nasional Karimunjawa atau bahkan lebih jauh ke Bunaken atau Raja
Ampat.
Pada tulisan ini, saya belum membahas pendapat saya tentang visibility perairan TNKpS. Sedang saya persiapkan tulisan lain yang mengulas pendapat saya tentang visibility yang terjadi di TNKpS berdasarkan yang saya lihat dan rasakan disaat sudah lebih dari 1 tahun ini menyelam di perairan TNKpS.
Saya hanya ingin menunjukkan bagaimana cara saya menikmati visibility rendah di perairan TNKpS. Kata kuncinya adalah NIGHT DIVE dengan bantuan sinar ber-LUMENS tinggi. SENTER dan atau STROBE EXTERNAL. Lainnya tak kalah penting adalah PEMANDU NIGHT DIVE.
Gambar 1 memperlihatkan permukaan pasir terlihat jelas ukuran bebatuan. Pantulan sinar senter yang diterima bebatuan semakin memperlihatkan batuan warna putih yang merupakan potongan dari kalsium karbonat. Kita boleh menduga batuan itu adalah pecahan karang yang terdekomposisi dengan proses yang panjang.
Terus terang saja, mata tua saya pada saat memotret kondisi ini, tidak dapat dengan jelas melihat pada kondisi in-situ. Tetapi saya tahu, hasil bidikan kamera dan bantuan senter akan menghasilkan gambar yang lebih jelas. Kondisi tersebut saya nikmati, setelah melihat di layar komputer hasil bidikan saya.
Penampakan batuan di malam hari tersebut, tidak mungkin dapat kita lihat jika kita menyelam biasa yaitu pada matahari sudah terbit. Warna tentu akan didominasi warna hijau dan biru. Penggunaan senter tidak akan cukup membantu pada siang hari.
Gambar 1 : Permukaan pasir laut di kedalaman 15 meter
Gambar 2. Tangan memainkan pasir
Gambar 3. Pasir dilemparkan dari permukaan tangan.
“Cahaya buatan” dari senter atau
strobe eksternal akan menjadi bantuan yang sangat menakjubkan pada malam hari.
Kondisi gelap diterangi cahaya putih menjadikan penyelam dapat membidikkan
kamera ke obyek dan menghasilkan warna alami. Maksudnya adalah warna dari obyek
akan muncul secara apa adanya dari obyek tersebut. Foto tidak perlu dibantu
untuk memunculkan warna aslinya. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.
Gambar 4. Penampakan warna natural pada foto dengan bantaun cahaya senter atau strobe di malam hari. Warna karang dan ikan pari bintik biru yang bersebunyi pada lubang berpasir.
Gambar 5, menunjukkan bahwa penggunaan senter pada night dive di celah-celah gua kecil pada area boulder karang, mampu memunculkan warna alami. Tampak sun flower (coral matahari), memunculkan warna apa adanya kining keemasan pada tentakel dan semburat kemerahan pada badan hydrozoid-nya. Penampakan warna pada dinding sekitar yang diterangi senter seperti apa adanya.
Rekomendasi
1. Sudah
saatnya memunculkan wisata night dive di Taman Nasional Kepulauan Seribu, untuk
menikmati keunikan di bawah lautnya.
2. Peningkatan
kapasitas diver lokal untuk penyelaman malam dan under water photography.
3. Foto
malam di bawah laut sebagai souvenir wisatawan Taman Nasional Kepulauan Seribu.
Tenang saja, Balai TNKpS akan –
sedang menuju ke arah menikmati night dive.
link IG : https://www.instagram.com/p/CHRlrz4lwQQ/?utm_source=ig_web_button_share_sheet