“EMAS CAIR”DARI BUMI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA
Oleh : Isai Yusidarta, ST., M.Sc.
Kepulauan
Karimunjawa mempunyai 27 pulau termasuk ke dalam rangkaian pulau – pulau kecil
dengan luas kurang dari 2.000 km2 tepatnya 71,2 km2. Sebanyak
22 Pulau masuk di dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa (TNKj) dengan luas 111.625 Ha sesuai Keputusan Menhutbun No.78/Kpts-II/1999. Sebagai
pulau kecil Karimunjawa mempunyai karakteristik : 1) Terpisah dari pulau induk (mainland)yaitu Pulau Jawasehinggabersifat insular yaitu mempunyai iklim,
dan fauna yang spesifik; 2) Daerah tangkapan air (catchment area) kecil;
3) Keterbatasan sumber air tawar, daerah tangkapan air dan tanaman pangan; 4)
Sangat rentan terhadap perubahan lingkungan, baik akibat alam maupun ulah
manusia; 5) Keberadaannya dipengaruhi oleh ekosistem terumbu karang, hutan
mangrove dan padang lamun. Sudah sewajarnya ada perhatian yang spesifik dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah Kabupaten Jepara.
Dalam rangka
memperingati Hari Bumi di Karimunjawa, tanggal 18 April 2017 Balai TNKj
melaksanakan kegiatan Pembinaan Kelompok Pengguna Jasa Air yang diikuti oleh 30
orang perwakilan pengguna air (tawar) dari sumber mata air di hutan dataran
rendah TNKj. Kelompok yang telah mempunyai ijin adalah Paguyuban Satuan Kerja
Tirta Kencana (SKTK) di Karimunjawa berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai TNKj
Nomor : SK.128/BTNKJ – 1.4/2015. Pemberian IPA ini sesuai dengan Peraturan
Menteri Kehutanan nomor 64 Tahun 2013tentang pemanfaatan air dan energi air di
Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
Potensi Air Tawar
Tarif pemakaian air yang air bakunya berasal dari dalam kawasan Taman
Nasional Karimunjawa berdasarkan hasil kesepakatan pada tanggal 11 Februari
2015 Satuan Kerja Tirta Kencana Karimunjawa
seperti di bawah ini :
Tabel
1. Tarif Pemakaian AirBerdasarkan Hasil
Kesepakatan pada Tanggal 11 Februari 2015 Satuan Kerja Tirta Kencana
Karimunjawa
No |
Kelompok Pelanggan
|
PSB/PERB. KE BARU
|
0 – 15 m3
|
>16 m3
|
Denda Keterlambatan
|
1
|
Sosial
|
0
|
Rp. 1700
|
Rp. 2300
|
Rp 5.000
|
2
|
Rumah Tangga
|
Rp. 600,000/
350,000
|
Rp. 1700
|
Rp. 2300
|
Rp 5.000
|
3
|
Instansi Pemerintah
|
Rp. 600,000
|
Rp. 1700
|
Rp. 2300
|
Rp 5.000
|
4
|
Niaga Kecil (Homestay)
|
Rp. 800,000
|
Rp. 1700
|
Rp. 2300
|
Rp 10.000
|
5
|
Niaga Besar (Hotel, Isi UlangAir, Resto, dll)
|
Rp. 1.300,000
|
Rp. 1700
|
Rp. 2300
|
Rp 20.000
|
Sumber : Data Pemaparan SKTK tahun 2017 yang diolah
SKTKmemaparkan
pemanfaatan air tawar (air)yang disalurkan ke pengguna.Hasil pemaparan
menunjukkan air dari sumber mata air Legon Lele dimanfaatkan oleh 526 sambungan
rumah tangga, 17 usaha (hotel), 6 usaha (lain) dan 11 sosial. Air yang
digunakan rata – rata setiap bulan mencapai12.105 m3. Pemakaian
rata-rata air per bulan untuk rumah tangga 20 m3, usaha (hotel) 80 m3,
usaha (lain) 10 m3 dan sosial 15 m3.
Tabel
2. Pemanfaatan Air oleh Paguyuban Satuan Kerja Tirta Kencana Tahun 2015 – 2016.
Golongan Pengguna air
|
Jumlah sambungan
|
Vol Pemakaian/sambungan/bulan (m3)
|
Total pemakaian/bulan (m3)
|
Debit
(liter/detik)
|
|
Rumah
Tangga
|
526
|
20
|
10,520
|
4.06
|
|
Usaha
(Hotel)
|
17
|
80
|
1,360
|
0.52
|
|
Usaha
(Lain)
|
6
|
10
|
60
|
0.02
|
|
Sosial
|
11
|
15
|
165
|
0.06
|
|
|
|
|
12,105
|
4.67
|
Sumber : Data Pemaparan SKTK tahun 2017 yang diolah
SKTK menghasilkan air 12.105 m3/bulan, dengan
memanfaatkan debit sebesar 4,67 liter/ detik dari mata air pada sambungan
induk, disalurkan ke pemanfaat air. Bappeda Jepara menyatakan bahwa sumber mata
air Legon Lele tercatat 162,45 liter/detik. Hasil inventarisasi sumber daya air
di Karimunjawa terdapat 13 sumber air dengan debit bervariasi. Debit terbesar
200 m3 di Zona Wisata Religi Nyamplungan. Tentunya, suatu potensi
yang besar, karena Prof. Koodoatie (pakar konservasi air dari Universitas
Diponegoro) menyatakan Kepulauan Karimunjawa tidak mempunyai cekungan air tanah
(CAT).
Nilai rupiah yang didapat berdasarkan tarif hasil
kesepakatan tanggal 11 Februari 2015 Satuan Kerja Tirta Kencana Karimunjawa
yang berasal dari sambungan ke konsumen sekitar Rp 201.300.000
dan penarikan bulanan berkisar Rp 22.819.500,00. Selama satu tahun, iuran
pemakaian air dari sumber mata air Legon Lele saja diperkirakan mencapai Rp
273.834.000,00.
Tabel 3. Nilai Rupiah yang
dihasilkan dari Kegiatan Satuan Kerja Tirta Kencana
Golongan Pengguna air
|
Jumlah sambungan
|
Biaya sambungan
(Rp)
|
Volume Pemakaian (m3)
|
Vol Pemakaian/ sambungan /bulan (m3)
|
Harga per m3
|
Biaya Sambungan
(Rp)
|
Pemakaian
(Rp/bulan)
|
||
1
|
2
|
1
|
2
|
||||||
Rumah
Tangga
|
526
|
350,000
|
15
|
5
|
20
|
1,700
|
2,300
|
184,100,000
|
19,462,000
|
Usaha
(Hotel)
|
17
|
800,000
|
15
|
65
|
80
|
1,700
|
2,300
|
13,600,000
|
2,975,000
|
Usaha
(Lain)
|
6
|
600,000
|
10
|
0
|
10
|
1,700
|
2,300
|
3,600,000
|
102,000
|
Sosial
|
11
|
-
|
15
|
0
|
15
|
1,700
|
2,300
|
-
|
280,500
|
55
|
70
|
125
|
201,300,000
|
22,819,500
|
Sumber : Data Pemaparan SKTK tahun 2017 yang diolah
Pohon dan Lahan Basah
Mengapa di
Karimunawa ada air melimpah jika tidak ada CAT? Satu, peran pohon yang
berasosiasi dengan lingkungan membentuk hutan hujan tropis dataran rendah yang
berada pada zona inti dan zona rimba TNkj, memainkan peran utama dalam siklus
air tawar dan mengatur neraca air secara alami. Tajuk pohon hutan yang
berstrata (bertingkat) mampu meredam kekuatan energi air hujan hingga nol sampai
di tanah, sehingga tidak mengkikis tanah. Akar mampu menahan kekeuatan aliran
air sekaligus membuat lubang – lubang di tanah untuk diisi oleh air sehingga
air tersimpan di dalam tanah.
Kedua, tutupan vegetasi di luar kawasan TNKj
atau biasa disebut tanah pemajekan diharapkan masih dalam kondisi ideal, peran
tajuk dan akar pohon masih optimal. Artinya, tidak ada perubahan ekstrim
sehingga masih mampu menahan air dan meminimalkan aliran air permukaan sampai
ke laut. Kondisi ini sangat penting, mengingat belum ada injeksi teknologi yang
diterapkan untuk menahan air selama mungkin sebelum mencapai laut di
Karimunjawa.
Ketiga, ketersedian lahan basah walapun
jumlahnya sangat sedikit yaitu lahan pertanian (sawah) di daerah Cikmas mampu mempengaruhi
keberadaan penyimpanan air tawar. Keberadaan sawah mampu menjadi buffer untuk menjaga air tidak terjun
bebas ke laut.
Keempat, lahan basah berupa kawasan mangrove
(bakau) di daerah pesisir pantai Kepulauan Karimunjawa masih utuh (belum banyak
terganggu), mampu menahan intrusi air laut ke daratan. Sehingga air di daratan
tetap tawar atau tidak berasa payau (asin).
Ancaman
Pemangku kepentingan mulai melupakan “emas
air tawar” yang dihasilkan dari perut bumi yang terjaga dalam waktu yang lama
sejak nenek moyang penduduk Karimunjawa tinggal.Aliran wisatawan mulai
mendatangi TNKj, masyarakat mulai mencari perunggu dan kertas rupiah. Ini
merupakan ancaman terhadap ketersediaan air tawar. Pada umumnya untuk jangka
panjang ketersediaan air tawar dimuka bumi tidak bertambah atau tetap melainkan
selalu menurun.
Adanya gangguan pada vegetasi pohon di zona
inti dan rimba hutan hujan tropis dataran rendah TNKj menjadi perhatian Balai
TNKj. Temuan tonggak pohon pada saat patroli rutin oleh satuan polisi hutan
TNKj menunjukkan bukti adanya kegiatan pencurian kayu di kedua zona. Tahun 2013
diketemukan 15 tonggak pohon dari jenis Laban pada 4 kejadian (4 kali kegiatan
patrol rutin) di Blok Kemloko. Penemuan 30 tonggak pohon dari jenis Laban,
Berasan, Jambon, Ingas, Adem – Adem Mati, Bintangur, Sumedang, dan Manggisan
dari Blok Kemloko, Cikmas dan Nyamplungan. Penemuan ini diketemukan pada 7 kali
patrol rutin selama tahun 2014. Selama patroli rutin tahun 2015 diketemukan 16
tonggak pohon jenis Laban, Ingas dan Jabon di Blok Kemloko, Cikmas dan Legon
Goprak yang diduga dari 6 kejadian. Peningkatan penebangan pohon pada zona inti
dan rimba merupakan ancaman serius terhadap keberadaan air.
Keberadaan vegetasi di tanah pemajekan sudah
mulai ditebangi diubah menjadi lahan properti. Proyek properti di Bukit Alas
Joko Tuwo telah membuang air tawar yang melimpah pada saat musim hujan pada
tanggal 8 April 2017 secara percuma, merendam ratusan rumah di Desa
Karimunjawa. Ini adalah ancaman nyata dan telah terjadi. Berapa mater kubik air
tawar yang terbuang? Tinggal hitung luasan daerah yang tergenang banjir
dikalikan tinggi banjir.
Adanya hotel dengan fasilitas kolam renang,berdasarkan
informasimengambilair bawah tanah (ABT)dengan pengeboranhingga 60 meter. Hal
ini sangat berbahaya, daerah yang tidak mempunyai CAT, tidak diketemukan
lapisan yang betul-betul kedap air atau semi kedap air. Hasil penelitian
menyatakan bahwa aliran air bawah tanah di Karimunjawa hanya lapisan lempung
bercampur pasir sehingga tidak kedap air. Ketika air disedot dengan fasilitas
sumur bor,air dari sumur dan mata air sekitarnya akan tertarik. Tinggal
mengecek secara periodik keberadaan mata air di sekitar hotel, apakah air
tetap, berkurang atau kering? Ancaman ini hanya tinggal menunggu waktu.
Setiap tahun penduduk Karimunjawa bertambah
baik penduduk ber-KTP Karimunjawa, kaum pekerja (boro), dan wisatawan.
Pertambahan penduduk, meningkatkan kebutuhan air tawar yang bersih dan sehat.
Ibaratnya, pertambahan penduduk berdasarkan deret ukur, sedangkan ketersediaan
air tawar berdasarkan deret hitung negatif (mundur) artinya berkurang.
Pemaparan dari SKTK menyebutkan bahwa volume pemakaian awal perbulan telah
dinaikkan dari 10 m3 menjadi 15 m3 tiap kepala keluarga
(KK), karena 10 m3 air tawar tidak mampu mencukupi kebutuhan satu
keluarga.
Perubahan gaya hidup penduduk berpengaruh
pada jumlah pemakaian air tawar. Adanya interaksi dengan wisatawan membuat gaya
hidup sehat dan bersih menjadi ciri khas tersendiri di daerah wisata. Dengan
hidup sehat dan bersih, wisatawan akan selalu hadir dan berkesempatan
terjadinya perputaran uang. Ini dibuktikan bahwa rata – rata pemakaian air
tawar tiap KK perbulan mencapai 20 m3/bulan.
Jalan Tengah
Neraca air tawar di Karimunjawa harus dijaga
supaya seimbang bahkan positif. Output (pemakaian air) harus seimbang bahkan
harus lebih sedikit dibanding dengan inlet (pemasukan air) dalam siklus air
tawar. Dengan kata lain, pemanfaatan air tawar harus seimbang atau lebih
sedikit dibanding keberadaan air tawar di Karimunjwa. Harus dicarikan jalan
tengahnya untuk mencapai neraca air positif.
Pertama, penerapan imbal balik jasa
lingkungan untuk menjaga keberadaan hutan dataran rendah di dalam kawasan TNKj
harus diterapkan agar seluruh pemangku kepentingan sadar dan bertanggungjawab terhadap fungsi dan
keberadaannya. Menyisihkan sebagian keuntungan, tenaga dan pikiran untuk
melaksanakan kegiatan pengamanan hutan dari illegal logging,rehabilitasi
kerusakan hutan dan reboisasi sekitar mata air. SKTK sebagai pemegang IPA non
komersil sudah sewajarnya melaksanakan imbal balik jasa lingkungan.
Kedua, dimulai dari rumah tangga untuk
membuat resapan air melalui lubang biopori maupun sumur resapan, demikian juga
di instansi pemerintah, homestay dan resort wisata. Untuk hotel yang
memanfaatkan ABT diwajibkan membuat sumur resapan sedalam 40 meter atau sama
dengan kedalaman sumur ABT.
Ketiga, melaksanakan gerakan hemat air dan
membuat bak – bak penampungan bawah tanah di setiap rumah. Bak penampungan
berfungsi menampung air tawar yang melimpah saat musim hujan, mengontrol
pemakaian air tawar, menabung air saat musim kemarau. Sebagai contoh di Kota
Kupang, hampir disetiap rumah memiliki bak penampungan bawah tanah yang mampu
menyimpan 4 – 5 m3 air tawar.
Keempat, pembuatan embung untuk “menabung”
air yang melimpah pada musim penghujan sangat mutlak diperlukan. Embung mampu
menahan keberadaan air dalam jumlah yang sangat besar sebelum mencapai ke
perairan laut. Embung juga dapat menjadi “museum” bagi pemangku kepentingan
bahwa keberadaan air dan hutan hujan tropis dataran rendah di Karimunjawa
adalah satu kesatuan yang terikat kuat. Simpanan air di embung dapat
diibaratkan “bank air” sebagai output dari proses industry yang dilakukan oleh
hutan hujan tropis dataran rendah Taman Nasional Karimunjawa.
Kelima, control yang kuat terhadap penggunaan
tanah pemajekan yang telah berpindah tangan ke investor. Pelaksanaan turan yang
tertuang dalam Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) harus diawasi dengan ketat,
terutama peruntukan lahan untuk area terbuka hijau dan sempadan bangunan. Lewat
ini air tawar dapat dimasukkan kembali kedalam bumi pada bangunan gedung. Untuk
mencegah aliran air permukaan yang dapat menyebabkan banjir pada musim hujan.
Terakhir, mendorong pemanfaatan air secara
komersial sesuai Peraturan Menteri Kehutanan nomor 64 Tahun 2013 tentang
pemanfaatan air dan energy air di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan
Raya dan Taman Wisata Alam, oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Jepara. Hal ini memudahkan kontrol terhadap penggunaan air dan memberikan
kepastian nominal terhadap imbal balik jasa lingkungan kepada hutan dikawasan Taman
Nasional Karimunjawa.
Koreksi keterangan gambar di atas : Legon Janten dikoreksi Legon Lele
Koreksi keterangan gambar di atas : Legon Janten dikoreksi Legon Lele
Koreksi keterangan gambar di atas : Legon Janten dikoreksi Legon Lele
Koreksi keterangan gambar di atas : Legon Janten dikoreksi Legon Lele
Tidak ada komentar:
Posting Komentar