Jumat, 03 November 2017

CERITA TERUMBU KARANG KEMUJAN, NOT YET ENDING? (BAGIAN 1: Pengukuran Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang)

CERITA TERUMBU KARANG KEMUJAN, NOT YET ENDING?
(BAGIAN 1: Pengukuran Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang)
Isai Yusidarta, ST., M.Sc. (PEH)
Pada kesempatan ini, saya ingin sharing salah satu perhitungan kerusakan ekologis ekosistem terumbu karang (belum valuasi ekonominya) akibat vessel grounding di perairan Taman Nasional Karimunjawa. Saya berani menampilkan ini setelah adanya hasil akhir proses mediasi penyelesaian sengketa lingkungan hidup antara pemerintah yang diwakili Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup, Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan pihak Pemilik Kapal, Asuransi yang menaungi Kapal serta Kuasa Hukumnya pada tanggal 19 Oktober 2017 sebesar Rp 987.795.188,36 (Sembilan ratus delapan puluh tujuh juta tujuh ratus sembilan puluh lima ribu seratus delapan puluh delapan koma tiga puluh enam rupiah).
Kandasnya TB SP1 – SPA 27007 pada tanggal 25 Agustus 2017 pukul 17.15 Wib, merupakan cerita kandasnya kapal sejenis yang kedelapan dan kapal bermesin umuMnya yang kesembilan selama tahun 2017. Catatan dalam dokumen Balai Taman Nasional Karimunjawa (Balai TNKj) pernah terjadi kesepakatan pembayaran ganti rugi sebesar Rp 63.000.000,00 (enam puluh tiga juta rupiah) atas kerusakan terumbu karang di perairan TNKj oleh kapal tug boat – tongkang tanpa skema penyelesaian sengketa lingkungan hidup diluar pengadilan sesuai Undang – Undang No. 32 tahun 2009 . Apa artinya? Mungkin bisa kita bahas di lain waktu.
Pada tanggal 25 Agustus 2017 pukul 17.15 telah dilaporkan bahwa kapal Tug Boat Samudra Pratama 1 – Tongkang SPA 27007 (TB SP1 – SPA 27007) telah kandas di perairan zona perikanan tradisional Taman Nasional Karimunjawa sebelah barat Pulau Kemujan. SPA 27007 berbendera Indonesia merupakan jenis kapal tongkang (barge) pengangkut barang/log kayu/ material tambang, panjang 82,35 meter dan lebar 24,39 meter, bobot mencapai 2.500 grosstonage dan mempunyai draft (lunas) dari permukaan air ke dasar badan kapal ± 4 meter.
Lokasi kandas TB SP1 – SPA 27007 pada koordinat S 5047’12,38” dan E 110027’29,40”. Lokasi tersebut merupakan daerah terumbu karang, dalam catatan mempunyai kedalaman 1 meter pada saat perairan surut terendah. Tipe terumbu karang adalah karang tepi yang menyatu dengan pulau utama yaitu Pulau Kemujan. Tipe terumbu karang tepi ini mampu melindungi pulau utama dari abrasi air laut. Tipe terumbu karang tepi mempunyai kemampuan memecah energy air laut sebelum mencapai daerah pesisir pantai.
Pelaksanaan Pengukuran
Pada tanggal 11 – 15 September 2017 tim gabungan dari Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum Pusat – Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (Gakkum – PSLH) yang dipimpin oleh Osten Sianipar SH., M.Si terdiri dari Isai Yusidarta, ST., M.Sc. (Balai TNKj), Dr. Pahlano Daud (Politeknik Negeri Manado), Idris, S.Pi. (Yayasan Terangi), Endang A. Rohman (Balai TNKj), Dr. Yudi Wahyudin (IPB) telah melaksanakan pengukuran dampak ekologis dan perhitungan kerugian atas terjadinya peristiwa di atas.
Tahapan pelaksanaan terdiri dari :
1.    Swim survey berupa survey jelajah cepat untuk mengamati profil terumbu karang lokasi target dan mengidentifikasi batasan areal yang terdampak dan yang tidak terdampak;
2.    Pemberian tanda berupa buoy pada daerah terdampak dan dilaksanakan perekaman koordinat dengan GPS (geo positioning system) di salah satu sudut areal terdampak. Pemberian tanda ini menjadi patokan penentuan pengambilan data tutupan dan keanekaragaman jenis karang antar areal secara mendetail;
3. Melalui hasil swim survey dipertimbangkan penggunaan metode transek kuadrat (1 meter x 1 meter)  bergrid (10 cm x 10 cm) untuk mendapatkan luasan pada tranjectory zone. Penggunaan metode ini berdasarkan dalil bahwa kerusakan berupa spot – spot pada bagian atas patch reef;
4. Kriteria penentuan luasan kerusakan tranjectory zone pada patch reef dengan mengestimasi “mortality dan partial mortality karang mati yang terdampak langsung. Luasan mortalitas karang (m2) = (M + PM/2), dimana M = jumlah kotak penuh karang mati, PM (partial) = jumlah kotak ½ penuh;
5.  Kerusakan pada dispersal zone ditentukan mulai dari runtuhan karang paling luar (terjauh) yang jatuh dari bagian atas  patch reef. Runtuhan – runtuhan karang terluar di bagian bawah patch reef dihubungkan dengan meteran dan diukur mengelilingi patch reef dan terlihat cenderung berbentuk lingkaran hingga elips. Penentuan luasan dispersal zone dengan memasukkan keliling pada rumusan lingkaran hingga elips (luas lingkaran/ elips = C2/4.phi) yang selanjutnya dikurangi luas tranjectory zone di bagian atas patch reef;
6.    Penentuan persen penutupan karang hidup untuk estimasi rona awal sebelum terjadinya kerusakan menggunakan metode underwater photo transect (UPT) sepanjang 50 meter, hasilnya dimasukkan ke software CPCe.

Hasil Pengukuran
1. Titik Kerusakan di tranjectory zone
Patch reef
Karakteristik kerusakan
Jumlah kuadran
Luas kerusakan (m2)
Mortalitas (%)
1
Terlindas hancur terpotong (fragmentasi, rubbel)
1
0,68
100
2
Terlindas hancur terpotong (fragmentasi, rubbel)
5
3,90
100
3
Terlindas hancur terpotong (fragmentasi, rubbel)
4
2,02
100
4
Terlindas hancur terpotong (fragmentasi, rubbel)
4
2,91
100
5
Terlindas hancur terpotong (fragmentasi, rubbel)
7
5,56
100
6
Terlindas hancur terpotong (fragmentasi, rubbel)
4
2,48
100
Total
25
17,91
100


2.    Titik Kerusakan di dispersal zone
Patch Dispersal
Karakteristik kerusakan
Keliling (m)
Luas kerusakan (m2)
Mortalitas (%)
1
Rubbel, sedimen
6,6
2,79
50
2
Rubbel, sedimen
11,4
6,45
50
3
Rubbel, sedimen
6,9
6,90
50
4
Rubbel, sedimen
10,4
10,40
50
5
Rubbel, sedimen
12,25
12,25
50
6
Rubbel, sedimen
13,4
13,40
50
Total
60,95
34,55
100


3.    Gambaran Rona Awal Titik Kerusakan
Prosentase tutupan karang hidup pada tranjectory zone sebesar 100% (absolute). Hasil ini dengan membandingkan patch reef yang tidak terdampak kandasnya TB SP1 – SPA 27007 di sekitar titik kerusakan;
Prosentase tutupan karang hidup pada dispersal zone sebesar 37,75%. Hasil ini merupakan perhitungan dari software CPCe setelah memasukkan data yang di dapat dati metoda Underwater Photo Transect (UPT).
3.    Perhitungan luas kerusakan terumbu karang akibat kandasnya TB SP1 – SPA 27007
Titik Kerusakan
Luas (m2)
Tutupan (%)
Mortalitas (%)
Total Kerusakan (m2)
Tranjectory zone
17,91
absolut
100
17,91
Dispersal Zone
34,55
35,75
50
6,18
Total (m2)
52,46
24,09

Jadi luasan terumbu karang yang rusak diakibatkan kandasnya TB SP1 – SPA27007 sebesar 24,09 m2.





















Tidak ada komentar: