Sabtu, 11 Maret 2017

KOMPETISI RUANG ANTAR ORGANISME DI EKOSISTEM PERAIRAN LAUT DANGKAL (Karang Keras dan Karang Lunak)

KOMPETISI RUANG ANTAR ORGANISME 
DI EKOSISTEM PERAIRAN LAUT DANGKAL
(Karang Keras dan Karang Lunak)

Oleh : Isai Yusidarta*
Kompetisi merupakan salah satu bentuk hubungan ekologis antar individu di dalam kolom perairan laut dangkal yang memiliki ruang dan waktu yang terbatas. Pada ekosistem terumbu karang yang dibatasi ruang dan waktu (lihat syarat-syarat pertumbuhan karang), sangat terlihat jelas adanya kompetisi terutama karang dengan pertumbuhan cepat dan karang dengan pertumbuhan lambat.
Kompetisi ruang dan waktu di dalam kolom perairan terumbu karang diantara individu yang settle (menempel pada substrat) melibatkan penggunaan senyawa kimia beracun yang disebut dengan nematokis untuk menghambat pertumbuhan individu yang menjadi kompetitor untuk mendapatkan ruang kehidupan dan tempat yang dapat memperkecil exposure  dengan udara pada saat air surut.
Pada gambar 1, memperlihatkan kompetisi antar individu yang settle (menempel) substrat antara karang antara karang massive (Favites sp) dan karang lunak (Sinularia sp.) di kedalaman 3 meter pada perairan Tablolong, Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. Daerah lingkarang merah (C) merupakan daerah demarkasi (daerah kosong) yang terbentuk akibat dari pengeluaran nematokis oleh Favites sp (A) untuk mencegah ekspansi dari  Sinularia sp (B), yang dapat mengakibatkan kematian Favites sp. Sehingga karang Sinularia sp tidak dapat menempel pada Favites sp. Sebenarnya Sinularia sp  juga mempunyai nematokis, tetapi kekuatan membunuh nematokis dari Favites sp lebih tinggi dari pada Sinularia sp. Tetapi Sinularia sp mempunyai pertumbuhan yang cepat. Pada umumnya individu yang menempel pada substrat dengan pertumbuhan lambat mempunyai nematokis dengan kemampuan membunuh lebih tinggi.






Gambar 2, menunjukkan bahwa daya menghambat/ membunuh nematokis dari karang massive lebih tinggi dari karang lunak. Karang massive A1, A2, dan A3 dengan ukuran yang lebih kecil mampu menghambat ekspansi pertumbuhan karang lunak yang lebih cepat pertumbuhannya.
Survival life dari karang massive A1, A2, dan A3 juga berbeda-beda karena dipengaruhi oleh habitat disekitarnya. Karang lunak  dalam ekspansi pertumbuhan melakukan tindakan yang cerdas dengan memanfaatkan habitat yang ada. Karang lunak dalam menaklukkan karang massive A2 memanfaatkan substrat disekitarnya sebagai tempat menempel untuk tumbuh dan berkembang sehingga pada akhirnya membuat semacam kubah yang dapat menutupi karang massive A2. Pada tahap selanjutnya dapat diduga karang massive A2 akan mati karena tidak mendapatkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis oleh klorofil yang bersimbiosis dengan polyp karang massive A2. Pada akhirnya karang massive A2 akan menjadi substrat bagi karang lunak karena polyp karang massive A2 sudah mati. Hal ini belum tentu terjadi pada karang massive A1, karena karang lunak tidak mempunyai pijakan subtrat lain yang dapat digunakan untuk membuat kubah. Jika ekspansi pertumbuhan karang lunak lebih cepat, hanya akan melingkari karang massive A1. Kemungkinan lain yang terjadi adalah secara lambat karang massive A1 akan menggeser pertumbuhan karang lunak, ketika pertumbuhannya membesar dengan memproduksi nematokis yang lebih banyak.


Gambar 2. Kompetisi pemanfaatan ruang antara berbagai individu karang massive dan karang lunak (Sinularia sp).





Gambar 3. Kompetisi ruang antara karang keras Heliophora sp dan karang lunak Cladiella sp (A dan B - insert). Pada gambar B tanpak sekali ruang demarkasi yang tidak dapat tersentuh oleh Cladiella sp. Karang massive yang mempunyai ukuran lebih besar mampu menghambat pertumbuhan karang lunak bahkan membunuh karang lunak. Pada ekosistem terumbu karang yang bagus, karang lunaknya tidak dapat mendominasi dan merupakan organisme minor.

* Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Karimunjawa

Tidak ada komentar: