KOMPETISI RUANG ANTAR ORGANISME
DI DALAM EKOSISTEM TERUMBU KARANG
(Karang
Bercabang dan Karang Lunak)
Oleh : Isai Yusidarta, ST., M.Sc.*
Setiap mahluk hidup, tidak terkecuali
hewan karang yang awalnya hanya terbentuk dari beberapa individu polyp karang sejenis berkoloni membentuk
bangunan karang. Tujuan akhir mereka berkoloni adalah mempertahankan hidup dan mengembangkan
diri (memperbanyak). Berkompetisi dengan koloni lain merupakan salah satu jalan
yang harus ditempuh untuk mencapai tujuannya.
Kompetisi yang dilakukan diantara hewan
karang adalah memperebutkan habitat di substrat dasar dan kolom perairan. Bagi
hewan karang ketersediaan substrat dasar dan kolom perairan yang memenuhi
persyaratan untuk tempat tinggalnya sangat terbatas diantara hewan karang itu
sendiri atau dengan individu lain di ekosistem perairan dangkal terutama
terumbu karang. Kompetisi merupakan salah satu bentuk hubungan ekologis antar
individu di dalam kolom perairan laut dangkal yang memiliki ruang dan waktu
yang terbatas. Pada tulisan terdahulu sudah digambarkan kompetisi antara karang
massive dan karang lunak. Kompetisi jugaterlihat jelas pada karang bercabang
dan karang lunka.
Stylophora
pystilata termasuk karang bercabang dengan pertumbuhan
lebih cepat dibandingkan karang massive. Koloni yang terbentuk membulat dengan
axial yang runcing cenderung tumbuh ke bagian atas kolom perairan ke arah
permukaan air laut.
Kompetisi antara Stylophora pystilata dengan karang lunak Cladiella sp yang terjadi di Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk
Kupang, Kota Kupang Nusa Tenggara Timur, dapat dilihat pada Gambar 1 hasil
cropped dan perbesaran foto aslinya (di bawah gambar 1). Tampak axial dari Stylophora pystilata (A) dan bagian tepi
Cladiella sp (B) terdapat jarak
(tidak bersentuhan yang saya sebut daerah demarkasi/ pemisah – red) walaupun
sangant tipis sekali kurang lebih 5 mm. Dapat di duga pada daerah ini terjadi
“perang nematokis” yang diproduksi oleh keduanya.
Daerah demarkasi yang timbul akibat
kompetisi ruang antara karang bercabang dengan karang lunak (Cladiella sp) ternyata lebarnya lebih kecil
(tipis) dibandingkan kompetisi karang karang massive dengan karang lunak (Cladiella sp), pada lokasi yang sama di
perairan pantai Tablolong, TWAL Teluk Kupang. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 , 2, 3 dan 4.
Membandingkan ketiga gambar, dapat
diduga beberapa hal yang menyebabkan timbulnya perbedaan lebar daerah demarkasi,
diantaranya :
1. Perbedaan bentuk koloni karang keras,
memungkinkan adanya perbedaan kualitas dan kuantitas nematokis yang dihasilkan.
Pada karang massive dengan bentuknya yang lebih kompak memungkinkan nematokis
dikeluarkan bersamaan pada keseluruhan permukaan yang berhadapan langsung
dengan karang lunak, dengan kualitas dan kuantitas yang sama.
Hal tersebut berbeda dengan yang dilakukan
karang bercabang. Lebar demarkasi paling kecil terjadi pada daerah axial karang
bercabang. Di bagian lain nya, jalur demarkasi lebih lebar.Kemungkinan
nematokis yang dihasilkan pada axial karang bercabang kualitas dan kuantitasnya
lebih rendah, tetapi masih mampu menahan laju pertumbuhan karang lunak. Mengapa
demikian? Karena bagian axial karang bercabang masih muda dan massa energinya-nya
lebih digunakan untuk pertumbuhan. Berbeda tentunya dengan karang massive, yang
keseluruhan bagian strukturnya berumur sama.
2. Perbedaan ukuran koloni karang. Ukuran koloni
dapat diasumsikan dengan umur koloni. Sehingga koloni ukuran besar diduga umurnya
juga lebih tua dibandingkan koloni lebih kecil, dengan asumsi pada karang sejenis
dan atau bentuk pertumbuhan koloni yang sama.
Pada koloni karang yang besar dapat diduga
bahwa kuantitas nematokis yang dikeluarkan lebih tinggi dibadingkan koloni
karang kecil. Demikian juga dengan kualitas nematokis, karang koloni ukuran besar
diduga mengeluarkan nematokis dengan kualitas racun yang lebih tinggi
dibandingkan koloni karang ukuran kecil. Membandingkan gambar 2 dan 3 saja,
sekilas terlihat daerah demarkasi lebih pada gambar 3 lebih lebar. Daerah
demarkasi terlihat nyata dengan adanya daerah substrat terbuka yang tidak ditempeli
oleh karang lunak (panah kuning pada gambar 4 hasil cropping dari gambar 3).
Kemampuan berkompetisi karang massive berkaitan
dengan ukuran koloni (asumsi lainnya = nol) yang berbeda dapat dilihat pada
gambar 5. Lingkaran hitam menunjukkan karang massive paling kecil 90% sudah
tertutupi Sinullaria sp. Lingkaran
merah menunjukkan karang massive agak besar sudah tertutupi 50% oleh Sinullaria sp. Lingkaran kuning
menunjukkan karang massive masih mampu menahan usaha penutupan yang dilakukan oleh
Sinullaria sp. Perbedaan ukuran
koloni karang massive menghasilkan kemampuan daya tahan berkompetisi yang
berbeda pada lawan yang sama.
3.
Perbedaan ukuran koloni kompetitor
di bandingkan ukuran koloni karang keras.
Ukuran koloni kompetitor berpengaruh pada
hasil kompetisi yang dicapai oleh karang keras. Pada gambar 2 dan 3 terlihat
perbedaan hasil akhir dari kemampuan melakukan kompetisi melawan ukuran koloni kompetitor
yang berbeda.
Pada gambar 2 menunjukkan ukuran koloni karang
lunak yang lebih besar dibandingkan koloni karang massive, melakukan strategi
melingkari. Jika dilakukan pengamatan terus menerus, dapat diduga pada akhirnya
karang lunak akan melingkari dan menutupi karang massive.
Pada gambar 3 menunjukkan koloni karang lunak ukurannya
masih lebih kecil daripada karang massive. Hasil sementara, kompetisi masih
dimenangkan oleh koloni karang massive. Jika diteruskan, kemungkinan bisa
berbeda tetapi memerlukan pengamatan secara kontinyu dan tahun jamak yang
panjang. Hal ini disebabkan kemampuan tumbuh karang lunak lebih cepat dan menurut
pengamatan dan pengalaman penulis selama ini, karang lunak melakukan strategi
melingkar untuk mendominasi penguasaan daerah ketika ekosistem terumbu karang
sudah rusak.
Gambar 1. Daerah Demarkasi Yang Timbul Akibat Kompetisi Antara Karang Keras Stylophora pistilata dan karang lunak Cladiella sp, ditunjukkan panah kuning
Gambar
2. Kompetisi pemanfaatan ruang antara karang massive (Favites sp) dan karang lunak (Sinularia
sp).
Gambar
3. Kompetisi pemanfaatan ruang antara karang massive (Favites sp) dan karang lunak (Sinularia
sp)
Gambar
4. Daerah yang tidak tersentuh karang lunak Cladiella
sp. Hasil
cropping gambar 3.
Gambar 5. Hasil sementara kompetisi antara 3 koloni karang massive
berbagai ukuran dengan karang lunak Sinullaria
sp.
*Pengedali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Karimunjawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar