Selasa, 14 Maret 2017

KOMPETISI RUANG ANTARA KARANG BERCABANG DAN KARANG LUNAK

KOMPETISI RUANG ANTAR ORGANISME 
DI DALAM EKOSISTEM TERUMBU KARANG
(Karang Bercabang dan Karang Lunak)
Oleh : Isai Yusidarta, ST., M.Sc.*


Setiap mahluk hidup, tidak terkecuali hewan karang yang awalnya hanya terbentuk dari beberapa individu polyp karang sejenis berkoloni membentuk bangunan karang. Tujuan akhir mereka berkoloni adalah mempertahankan hidup dan mengembangkan diri (memperbanyak). Berkompetisi dengan koloni lain merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuannya.
Kompetisi yang dilakukan diantara hewan karang adalah memperebutkan habitat di substrat dasar dan kolom perairan. Bagi hewan karang ketersediaan substrat dasar dan kolom perairan yang memenuhi persyaratan untuk tempat tinggalnya sangat terbatas diantara hewan karang itu sendiri atau dengan individu lain di ekosistem perairan dangkal terutama terumbu karang. Kompetisi merupakan salah satu bentuk hubungan ekologis antar individu di dalam kolom perairan laut dangkal yang memiliki ruang dan waktu yang terbatas. Pada tulisan terdahulu sudah digambarkan kompetisi antara karang massive dan karang lunak. Kompetisi jugaterlihat jelas pada karang bercabang dan karang lunka.
Stylophora pystilata termasuk karang bercabang dengan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan karang massive. Koloni yang terbentuk membulat dengan axial yang runcing cenderung tumbuh ke bagian atas kolom perairan ke arah permukaan air laut.
Kompetisi antara Stylophora pystilata dengan karang lunak Cladiella sp yang terjadi di Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang, Kota Kupang Nusa Tenggara Timur, dapat dilihat pada Gambar 1 hasil cropped dan perbesaran foto aslinya (di bawah gambar 1). Tampak axial dari Stylophora pystilata (A) dan bagian tepi Cladiella sp (B) terdapat jarak (tidak bersentuhan yang saya sebut daerah demarkasi/ pemisah – red) walaupun sangant tipis sekali kurang lebih 5 mm. Dapat di duga pada daerah ini terjadi “perang nematokis” yang diproduksi oleh keduanya.
Daerah demarkasi yang timbul akibat kompetisi ruang antara karang bercabang dengan karang lunak (Cladiella sp) ternyata lebarnya lebih kecil (tipis) dibandingkan kompetisi karang karang massive dengan karang lunak (Cladiella sp), pada lokasi yang sama di perairan pantai Tablolong, TWAL Teluk Kupang. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 , 2, 3 dan 4.
Membandingkan ketiga gambar, dapat diduga beberapa hal yang menyebabkan timbulnya perbedaan lebar daerah demarkasi, diantaranya :
1.   Perbedaan bentuk koloni karang keras, memungkinkan adanya perbedaan kualitas dan kuantitas nematokis yang dihasilkan. Pada karang massive dengan bentuknya yang lebih kompak memungkinkan nematokis dikeluarkan bersamaan pada keseluruhan permukaan yang berhadapan langsung dengan karang lunak, dengan kualitas dan kuantitas yang sama.
Hal tersebut berbeda dengan yang dilakukan karang bercabang. Lebar demarkasi paling kecil terjadi pada daerah axial karang bercabang. Di bagian lain nya, jalur demarkasi lebih lebar.Kemungkinan nematokis yang dihasilkan pada axial karang bercabang kualitas dan kuantitasnya lebih rendah, tetapi masih mampu menahan laju pertumbuhan karang lunak. Mengapa demikian? Karena bagian axial karang bercabang masih muda dan massa energinya-nya lebih digunakan untuk pertumbuhan. Berbeda tentunya dengan karang massive, yang keseluruhan bagian strukturnya berumur sama.
2.  Perbedaan ukuran koloni karang. Ukuran koloni dapat diasumsikan dengan umur koloni. Sehingga koloni ukuran besar diduga umurnya juga lebih tua dibandingkan koloni lebih kecil, dengan asumsi pada karang sejenis dan atau bentuk pertumbuhan koloni yang sama.
Pada koloni karang yang besar dapat diduga bahwa kuantitas nematokis yang dikeluarkan lebih tinggi dibadingkan koloni karang kecil. Demikian juga dengan kualitas nematokis, karang koloni ukuran besar diduga mengeluarkan nematokis dengan kualitas racun yang lebih tinggi dibandingkan koloni karang ukuran kecil. Membandingkan gambar 2 dan 3 saja, sekilas terlihat daerah demarkasi lebih pada gambar 3 lebih lebar. Daerah demarkasi terlihat nyata dengan adanya daerah substrat terbuka yang tidak ditempeli oleh karang lunak (panah kuning pada gambar 4 hasil cropping dari gambar 3).
Kemampuan berkompetisi karang massive berkaitan dengan ukuran koloni (asumsi lainnya = nol) yang berbeda dapat dilihat pada gambar 5. Lingkaran hitam menunjukkan karang massive paling kecil 90% sudah tertutupi Sinullaria sp. Lingkaran merah menunjukkan karang massive agak besar sudah tertutupi 50% oleh Sinullaria sp. Lingkaran kuning menunjukkan karang massive masih mampu menahan usaha penutupan yang dilakukan oleh Sinullaria sp. Perbedaan ukuran koloni karang massive menghasilkan kemampuan daya tahan berkompetisi yang berbeda pada lawan yang sama.
3.       Perbedaan ukuran koloni kompetitor di bandingkan ukuran koloni karang keras.
Ukuran koloni kompetitor berpengaruh pada hasil kompetisi yang dicapai oleh karang keras. Pada gambar 2 dan 3 terlihat perbedaan hasil akhir dari kemampuan melakukan kompetisi melawan ukuran koloni kompetitor yang berbeda.
Pada gambar 2 menunjukkan ukuran koloni karang lunak yang lebih besar dibandingkan koloni karang massive, melakukan strategi melingkari. Jika dilakukan pengamatan terus menerus, dapat diduga pada akhirnya karang lunak akan melingkari dan menutupi karang massive.
Pada gambar 3 menunjukkan koloni karang lunak ukurannya masih lebih kecil daripada karang massive. Hasil sementara, kompetisi masih dimenangkan oleh koloni karang massive. Jika diteruskan, kemungkinan bisa berbeda tetapi memerlukan pengamatan secara kontinyu dan tahun jamak yang panjang. Hal ini disebabkan kemampuan tumbuh karang lunak lebih cepat dan menurut pengamatan dan pengalaman penulis selama ini, karang lunak melakukan strategi melingkar untuk mendominasi penguasaan daerah ketika ekosistem terumbu karang sudah rusak.




Gambar 1. Daerah Demarkasi Yang Timbul Akibat Kompetisi Antara Karang Keras Stylophora pistilata dan karang lunak Cladiella sp, ditunjukkan panah kuning



Gambar 2. Kompetisi pemanfaatan ruang antara karang massive (Favites sp) dan karang lunak (Sinularia sp). 


Gambar 3. Kompetisi pemanfaatan ruang antara karang massive (Favites sp) dan karang lunak (Sinularia sp)


Gambar 4. Daerah yang tidak tersentuh karang lunak Cladiella spHasil cropping gambar 3.


Gambar 5. Hasil sementara kompetisi antara 3 koloni karang massive berbagai ukuran dengan karang lunak Sinullaria sp.

*Pengedali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Karimunjawa

Tidak ada komentar: