Selasa, 14 Agustus 2018

LINTASAN KAPAL DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

LINTASAN KAPAL DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

Oleh : Isai Yusidarta, ST., M.Sc.
Pengendali Ekosistem Hutan Muda Balai TN Karimunjawa

Tidak dapat dipungkiri, bahwa perairan utara Pulau jawa yaitu Laut Jawa akan semakin berkembang menjadi area jalur pelayaran yang ramai. Hal ini sudah diprediksi oleh negara maritime besar seperti Amerika Serikat, Unisoviet (Rusia-red) dan Inggris, sehingga negara tersebut mengajukan usul untuk dibukanya jalur ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) Timur Barat untuk menghubungkan ALKI I, ALKI II serta ALKI III.
Lintasan Kapal di Sekitar TNKj
Gambar 1.   Letak TNKj (lingkaran kuning) di area persimpangan alur pelayaran dan lalu lintas laut di perairan laut Jawa.
Gambar 1 dan 2 menunjukkan bahwa perairan di utara TNKj merupakan garis lurus yang berarti alur pelayaran terpendek dari Indonesia Barat ke Indonesia Timur dan sebaliknya. Sedangkan sisi selatan TNKj merupakan alur terpendek dari Indonesia Barat yang menyimpang di atas perairan Indramayu untuk selanjutnya ke arah pelabuhan di Semarang, Surabaya dan sebaliknya. Sedangkan sisi Timur Kepulauan karimunjawa merupakan rute dari pelabuhan Semarang ke Sampit, Pangkalanbun dan sebaliknya. Demikian juga rute alur pelayaran Cirebon – Banjarmasin dan sebaliknya juga melintasi sisi timur Kepulauan Karimunjawa. Sedangkan sisi barat perairan TNKj merupkan lintasan jalur kapal dari pelabuhan Semarang menuju Kalimantan Barat (Pontianak) dan sebaliknya.
 
Gambar 2.   Lintasan jalur pelayaran di Indonesia. Lingkaran merah adalah posisi TNKj.

Berdasarkan Gambar 3, maka rute selatan lebih padat dibandingkan utara. Kepadatan di rute selatan dua kali lipat di disbanding rute utara. Kepadatan rute alur pelayaran bagian utara pada tahun 2017 antara 16 – 48 rute/0,5ha/tahun. Sedangkan pada bagian selatan 24 – 118K rute/0,5ha/tahun. Hal ini diduga kapal – kapal yang berasal dari arah barat melakukan penyimpangan arah di atas Indramayu untuk menuju ke pelabuhan – pelabuhan di pantai utara Jawa, khususnya Surabaya.
Gambar 3.       Kepadatan rute kapal di bagian utara dan selatan TNKj

Gambar 3 menunjukkan bahwa kepadatan rute jalur pelayaran di sekitar perairan Taman Nasional Karimunjawa (TNKj) bisa mencapai lebih dari 118K rute/0,5ha/tahun. Jenis kapal yang melintas seperti kapal tanker (simbol kapal berwarna merah), penumpang (biru) hingga tugboat (biru muda).
Kepadatan jalur pelayaran tersebut menimbulkan ancaman nyata bagi TNKj. Bukan lagi potensi tetapi sudah terjadi dengan adanya illegal shipping dan illegal pilot yang dilakukan oleh kapal niaga/komersial yang tujuannya bukan Pelabuhan di Karimunjawa. Ekosistem terumbu karang di TNKJ telah ditabrak oleh kapal jenis tugboat-tongkang, LCT (landing cruft tank) seluas 1.792,46 m2 dengan nilai kerugian sebesar Rp 13.767.600.790,99 (tiga belas milyar tujuh ratus enam puluh tujuh juta enam ratus ribu tujuh ratus sembilan puluh koma sembilan puluh sembilan rupiah. Kapal – kapal tersebut tidak seharusnya masuk ke dalam kawasan TNKj.
Perairan Dangkal TNKj
Pada gambar 4 dan 5 tampak adanya rute alur pelayaran yang berada di dalam kawasan perairan dangkal TNKj. Rute tersebut muncul tertangkap oleh satelit dengan digambar sebagai garis warna biru yang mempunyai kepadatan 1 rute/0,5ha/tahun. Membandingkan kepadatan di luar dan sekitar perairan TNKj dengan perairan di dalam kawasan TNKj, dapat diartikan terdapat kapal yang dengan sengaja memasuki perairan dangkal TNKj.
Gambar 4.   Kepadatan rute kapal yang memancarkan sinyal Automatic Identification System (AIS) yang terpantau marine traffic pada tahun 2016
Gambar 5.   Kepadatan rute kapal yang memancarkan sinyal Automatic Identification System (AIS) yang terpantau marine traffic pada tahun 2017

Kepadatan rute alur pelayaran di dalam perairan dangkal Taman Nasional Karimunjawa (TNKj) juga dapat dipantau dari situs marine traffic. Jejak rute alur pelayaran dapat terekam jika kapal menghidupkan Automatic Identification System (AIS). Inilah salah satu fungsi dari AIS yaitu memancarkan data rute yang dilalui kapal dan dapat ditangkap oleh satelit. Tangkapan satelit tersebut kemudian direkam menjadi data yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolan kawasan TNKj.
Kepadatan rute alur kapal yang berlayar di dalam perairan dangkal TNKj berdasarkan Gambar 4 dan 5 adalah 1 rute/0,5 ha/tahun. Rute di dalam perairan dangkal sebenarnya berbahaya bagi aktivitas kapal niaga/ komersial. Selain berbahaya bagi kapal yang melintas, juga berbahaya bagi ekosistem terumbu karang yang merupakan andalan wisata bagi Karimunjawa dan telah menjadi matapencaharian alternatif sebagian masyarakat setempat. Serta berbahaya bagi aktifitas diving (menyelam) maupun snorkeling.
Kepadatan tertinggi rute alur pelayaran di dalam perairan dangkal TNKj adalah 16 – 20 rute/0,5ha/tahun yaitu ke arah pelabuhan rakyat perintis dan penyeberangan Karimunjawa. Lokasi tersebut merupakan rute alur pelayaran ke dan dari pelabuhan rakyat perintis dan penyeberangan Karimunjawa dilayari oleh KM Siginjai dan KM Bahari Express yang berlayar dari Pelabuhan Kartini Jepara serta KM Kelimutu dan KMC Kartini berasal dari pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
         Kepadatan rute tersebut bukan hal yang aneh, mengingat perkembangan wisata yang meningkat di Karimunjawa memerlukan moda transportasi yang dapat menggerakkan wisatawan berkunjung. Kapal adalah salah satu moda transportasi yang mampu mengangkut wisatawan dalam jumlah banyak dan berbiaya murah. Hampir setiap hari terjadi perpindahan kapal masuk dan keluar Karimunjawa. Namun sebenarnya masih illegal hingga tulisan ini dibuat. Mengapa? (sabar dulu).

Tidak ada komentar: